Ceritanya, tgl 11 tuh gw ngeliput wisuda di sabuga. Bela-belain mcari undangan ke humas rektorat di gedung annex. Sebelumnya sih maunya langsung liput ajah, tapi kata ibu-ibu sekretaris Dirdik yg judes..org yg masuk wisuda musti bawa undangan kalo ngga ya diusir.
Hari jumat gw dtg ke humas rektorat dan syukurlah, ibu ida yang berkacamata keren (frame merah tipe kacamata anak muda..yang kedua sisi tangkainya tebal, ah..pokokna gayalah!) dg baek hati memberi gw undangan berinisial 'K'.
Besok paginya, gw bangun siang setelah surprise party buat Bona yg gagal. Untunglah, gw bisa nyampe di sabuga jam 9 kurang. Sampe di sabuga gw nyamperin si bos yg sudah menunggu. Sedikit aneh melihat bos yg cuma berpakaian polo shirt+clana jeans+kets+jaket tebal. Waow, jauh bangeut dari tulisan dresscode yg ada di undangan, yaitu : sipil lengkap, TNI/Polri menyesuaikan. Gw Gw rasa si bos salah makan pagi ini. (p.s. dia baru nyadar saltum pas acara udh mulai lebih dari sejam..ya-ah!)
Nah, kemudian gw berniat melihat persiapan acara di backstage mengingat ibu Ida mewanti-wanti gw untuk tidak 'take a picture' selama acara (secara klo gw bisa moto, buat apa ada lfm?). JAdi gw putusin utk mengintip kegiatan di backstage en berjalan menuju pintu belakang sabuga. Lha, saat berjalan dari pintu utama sabuga menuju pintu belakang, gw melihat adapuluhan (berapa puluh?lebih!) pedagang kaki lima. Bukan hanya pedagang kupat tahu, mie bakso atau teh sosro saja, tapi jugah..pedagang kalung, dompet dan pedangan-pedangan laen yg biasa mangkal di depan Kings atau BIP. Gila ya? (idiom khas Dian Sastro sebagai Raya DTK*) Ini teh gazibu apa sabuga sih? Mereka yg datang ke sabuga pagi itu kan buat wisuda, bukan belanja. Atau mungkin biar sekalian, pulang acara langsung ajak sanak saudara borong kalung dan gantungan hape. Hmm, bakat dagang warga Bandung mah emang cihuy!
Terus begitu gw hendak masuk masuk ke pintu belakang, ada petugas keamanan berpakaian safari yg mencegat. Tampangnya galak bangeut dan sok sibuk gituh ama HT (itu loh, handy-talkie..rojer..rojer..). Si bos pake alasan mau ketemu anak PSM, eh si petugas galak bilang.."mana ID-nyah?" Bos en gw juga bisa mingkem (diem). Sempet mau balik ke pintu depan, si bos inget ama ID press kite. Jadilah, saat kami menunjukkan ID di depan hidung sang petugas..kami digiring masuk ke dlm. (tampaknya undangan gw g kepake, tapi setidaknya dg cara ini si bos bisa lolos dari permintaan undangan di pintu depan).
Dari pintu belakang, kami g menemui siapa-siapa karena anak PSM n KPA udh siap-siap di tempatnya masing-masing. JAdi, kami pun masuk dalam sabuga sambil celingukan cari seat yg bagus buat curi-curi foto. Dan, saat itulah undangan gw berguna. Cukup dengan bertanya pada petugas protokoler, "Mbak, sektor 'K' itu dimana ya?" Maka secara mengejutkan, gw dapat deretan bangku tepat di depan panggung utama yg berada di tengah-tengah.Selama acara pun gw bisa melihat dgn jelas acara yg sdg berlangsung persis di dpn gw. Yah, tidak di depan banget diy, karena bangku paling depan merupakan bangku-bangku untuk wisudawan. KEtika kami berjalan menuju tempat duduk kami, tiba-tiba MC mengatakan kedatangan para pejabat ITB menuju ruangan. Kami pun berhenti tiba-tiba di dekat pintu masuk utama berlangsungnya wisuda. Si bos lalu mulai cekrak-cekrik dengan kamera kantor.Usai rombongan rektor dan dekan lewat dan menempati kursinya masing-masing di panggung utama, kami lalu bergegas mencari kursi kami di sektor 'K.' Belum juga lega kami duduk di kursi, MC meminta semua hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya (yang ternyata dipimpin oleh Gita**). Setelah bernyanyi, bos langsung beranjak ke depan panggung utama untukmenjadi fotografer acara. Wah, kami seperti wartawan sungguhan saja, ada reporter dan fotografernyah.. Eh, ternyata si bos tidak menemukan kesulitan dalam mengambil foto selama acara. Jadi, tiada gunalah larangan Ibu Ida utk tdk ambil foto. Secara semua org, terutama keluarga wisudawan tidak mau melewatkan momen bersejarah itu tanpa kamer atau handycam.
Yah, pada dasarnya..acaranya garingg bangeut,, cuma berisi pembacaan sumpah, pidato kenegaraan rektor n pemberian selamat. Nah, untuk yg terakhir ini sdikit kaget. Gw baru tau klo wisuda ITB tuh g pake acara pemindahan tali toga dari kiri ke kanan atau pemberian tabung ijazah kosong (karena ijazah biasanya baru selese beberapa bulan kemudian). GW rasa tatacara wisuda yg gw kira inilah yg menjadi stereotipe wisuda di semua universitas di RI. Yah, karena universitas-universitas di Malang setau gwmasih menggunakan tatacara itu. Ternyatah! Wisuda ITB g mainstream maaan!! MEskipun garing, lo harus ngantri segitu panjangnya demi nama lo dipanggil, anek ke atas panggung n cuma bersalaman dg rektor n dekan. Hah, garing pissann! Mungkin klo gw wisuda nanti (alah, haree genee ngomongin wisudaa?) gw bakal ngasih salam tempel ama rektor, tapi isinya bukan uang receh seribuan..melainkan surat kaleng "I'll miss you, f***er!" Ups, kasar bgt gw. Ah, tapi pak rektor kasian juga..harus menyalami 1.222 orang dengan senyum tersungging tinggi. Tak peduli tangan yg kram, pak rektor tetap harus bertahan dengan air muka bangganya.
Acara pemberian selamat yg panjang membuat gw mengantuk. Akhirnya, gw keluar sama si bos. Saat keluar menuju selasar sabuga, gw udh berharp ditunggu oleh petugas konsumsi yg telah siap menyodorkan konsumsi di tangannya. Ah..perut gw laper beratt. Saat keluar, memang gw melihat kotak-kotak putih konsumsi ditempatkan si atas meja-meja. Tapi saat ai bos mendekati salah satu petugas konsumsi, si petugas cuma bilang "Maaf, kami hanya boleh membagikan kotak ini jam 12 nanti."Si bos langsung teriak "Hah? Jam 12 tuh berarti satu setengah jam lagi??" Gw ikut terhenyak, apalagi setelah gw mengintip jam di hape yg menunjukkan pukul 10.30 WIB. "Ah, mending gw pulang aja! Kelamaan.." ujar si bos. Sebenarnya, gw juga lebih memilih untuk kembali ke kampus dan mengajak anak2 makan dariaada mati bosen di situ. TApi demi kupon konsumsi gratis dari undangan yg gw dapat dengan keringat bercucuran (berlebihan d!), gw pantang menyerah. "Demi konsumsi gratis aja, lo masih mau di sini??"tanya si bos heran mendengar kegigihan gw. "Abis kalo udh keluar, pasti g bole masuk lagi" jawab gw polos. Lagipula, kupon konsumsinya cuma ada satu dari undangan yg gw dapet. "Ah, terserah deh!" Si bos pun pulang dan gw cengok sendirian menunggu konsumsi dibagikan. Gw duduk di pinggir tembok dan celingukan melihat deretan bangku-bangku yg tertata di selasar sabuga dilengkapi sebuah tipi 29' di depan bangku yang menayangkan acara wisuda dari dlm. Deretan bangku itu dipenuhi oleh orang tua, anak-anak, PeWe dan kerabat wisudawan. Tampaknya, keluarga yg tidak cukup ditempatkan di dlm atau yg udh bosan di dlm, berada di selasar ini.Rame pisann euy! Apalagi terdapat meja pemesanan foto lfm dan loedroek.
Selama satu jam yg krik krik...gw melihat banyak orang yg bolak-bolak menuju meja konsumsi dengan membawa-bawa kupon. Ah, ternyata banyak juga yg senasib ama gw.. menunggu konsumsi dibagikan.
Upaya menunggu rupanya hanya memakan waktu sejam karena jam 11.30 WIB acara selesai (ditutup dengan do'a). Begitu MC mengatakan acara selesai, bapak-bapak, ibu-ibu, kaka, adek, nini, dsb. langsung berebutan menyerbu meja konsumsi. Busyet! gw ampe berdesak-desakkan gitu ama ibu-ibu paroh baya yg membawa 4 kupon sekaligus. Konsumsi yg gw dapat segera gw tenteng dan cepat-cepat gw pengen keluar dari sabuga. Saat buru-buru mencari pintu keluar, dari tayangan tipi terdengar gema "Solidarity Forever..." Apa tuh? Wah, rupanya para wisudawan Mesin (sekitar 58 org) pengen eksis! Maklum, akhirnya lulus juga mereka ! Heuheuheuheu...Langkah gw pun terhenti. Tapi bukan gara-gara teriakan anak MEsin, melainkan terhalang barikade Menwa. Para Menwa yg bertugas mengamankan acara hari itu berjajar di depan pintu masuk utama tempat wisuda. "Hormat..graak!" perintah sang komandan. Gw pikir hormat ama siapa, eh tiba-tiba rombongan rektor berjalan keluar pintu dan bergerak menuju ruang makan prasmanan. Setelah rombongan rektor berakhir, sang komandan memberi perintah lagi, "Tegaaak..graak! Balik kanan bubaaarr...jalann!" Benar-benar seperti rombongan presiden yg baru turun dari mobil ato pesawat erbang. Lucu juga! Dan, pergilah gw ke kampus. Rencananya mau makan konsumsi di tangga double helix. TApi ternyata sepi. JAdi gw bergabung dengan anak-anak04 di tangga sebelah lift. Setelah duduk lega, gw buka tuh kotak konsumsi. Ouw...shit! kenapa cuma snack???? Cuma ada roti gulung, roti keju, cheese roll dan jeruk. Taik! PEngorbanan menunggu gw cuma seharga snack beginian?? Gw kan maunya makanan berat karena berat badan ge yg berat bukan cuma roti sekerat. Sial beraat..
*perhatikanlah berapa kali Raya bilang "gila ya? di sinetron minim 'angle bagus kamera' ituh **yeah..siapa lagih klo bukan Gita Ditya, eksnyah avi IF
20.11.06
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment