27.8.07

Pelecehan Seksual pada Perempuan (2)

*..lagi.sedikit tinja..*

Menurut Panthom
: Rentang pelecehan seksual sangat luas, yakni meliputi: main mata, siulan nakal, komentar berkonotasi seks atau gender, humor porno, cubitan, colekan, tepukan atau sentuhan di bagian tubuh tertentu, gerakan tertentu atau isyarat yang bersifat seksual, ajakan berkencan dengan iming-iming atau ancaman, ajakan melakukan hubungan seksual hingga perkosaan. Pelecehan seksual bisa terjadi dimana saja dan kapan saja.

Pelecehan seksual bersumber pada penghinaan dan merendahkan diri korban. Saya pun seringkali merasa dilecehkan, saat seseorang ber-suit-suit pada saya, berkomentar jorok saat saya lewat atau meraba-raba (baca: grepe-grepe) bagian anonoh* saya. Inginnya, saya melaporkan pelecehan tersebut pada pihak yang berwenang.** Tapi ini bukanlah hal yang lumrah di negara yang katanya demokrasi ini. Bisa saja saat saya melapor, polisi yang saya datangi hanya tertawa. Ketidaksadaran mengenai term pelecehan seksual inilah yang kurang memasyarakat. Siulan-siulan lelaki saat melihat seorang perempuan lewat sudah dianggap biasa, lumrah. Colekan-colekan nakal perempuan yang genit pada lelaki pun dianggap wajar. Maklum cewe genit. Batasan pelecehan seksual menurut saya subyektif, tidak bisa digeneralisasi begitu saja. Bagaimanapun sebuah pelecehan harus dilihat dari persepsi sang korban. Jika saya merasa direndahkan dengan suitan-suitan pria, maka sah-sah saja bila saya melaporkan mereka. Sebuah kejadian ironi yang menimpa seorang teman lantas kembali teringat. Begini ceritanya: Seorang pria bermotor mendekati teman saya yang berjalan kaki di trotoar dekat kosnya. Pria ini memakai helm teropong yang menutupi hampir seluruh bagian wajahnya, kecuali mata. "Kalo Jalan Ky*** **** dimana ya neng?" pria itu bertanya. "Oh, bapak lurus aja ke sana terus belok kiri," teman saya menjawab. "O..ya,ya..terima kasih.." ucap pria itu sambil tiba-tiba menempelkan kedua belah tangannya pada payudara teman saya. Sontak teman saya kaget, tapi ia tak sanggup berkata apa-apa sebab pria tersebut seketika kabur bersama motornya. Teman saya spontan berteriak-teriak dan seorang bapak2 datang. Rupanya ia menyaksikan kejadian tersebut dari seberang jalan. "Kenapa neng?" tanya si bapak. Temans saya lalu menceritakan kejadian yang menimpanya. Reaksi si bapak hanya, "Ooh..tapi ga ada barang yang hilang kan?"

Sebegitu sempitkah kesadaran masyarakat kita dalam menyikapi pelecehan seksual?



*anonoh=bahasa abegeh saya untuk tak senonoh..tidak dipakai dengan tepat memang, maklum abegeh.. :p
**kalau pihak yang berwenang masuk orde reformasi saja ya?

-------------------------
Dari tulisan sebelumnya, saya sempat ditanya oleh beberapa teman bagaimana solusi yang tepat untuk masalah ini. Masalah ini bukan lagi sekedar wacana dalam forum atau berita antah berantah yang ada di televisi. Masalah ini terjadi dan ada dimana-mana.

Menurut saya, solusinya cukup praktis: bangkitkan kesadaran untuk melapor pada pihak yang berwajib atau LSM. Saya tidak berharap banyak pada pemerintahan ini, tapi saya menginginkan adanya kesadaran dari masyarakat untuk berinisiatif.

Semuanya tidak bisa berjalan tanpa ada mula, seperti akhir berawal dari mula. Kita butuh penggerak-penggerak yang mampu mengajak seluruh korban pelecehan seksual mau berbicara. Sedikit klise, memang..jika kita tidak bisa berharap banyak pada pemerintah.


1 comment:

duniaputri said...

PELECEHAN??? sekarang gini. pernahkah ada perempuan yang suit-suit pada lelagi ganteng lewat *dengan catatan dia bukan gay, tau dari mana? cari tau dengan jarimu...* ??? adalahj lumrah jika lelaki yang suit-suit pada perempuan liwat. jadi? apa definisi PELECEHAN Bu? mari, kita coba rekonstruksi ulang. amin

*emosional yang tidak nyambung memang...*