31.5.08

Ketika bbm naek


Kenaikan harga bbm memang mempengaruhi segala sektor kehidupan bangsa kita. Saat harga bbm naik, biaya transportasi bahan pangan dari lahan produksi ke daerah distribusi pun ikut naik. Ga heran harga-harga pangan ikut naik. Harga telor naik, beras naik, minyak apalagi..

Para supir angkot pun ikutan latah menaikkan tarif angkotnya. Wajar sih, biar setorannya ga seret. Tapi kok ya seenaknya mereka menaikkan tarif? Kalau harga bbm naik 30% dari harga sebelumnya, kenapa tarif angkot bisa naik 50%? Maaassssaaaaa.....tarif angkot dari pasar simpang ke tubagus ismail 8 aja 1500 rupiah? Gilaaa...gilaaaa..... (hmm,brapa meter tuh ya? pokoknya, deket banget lah..)


angkot Bandung punya..

Para supir angkot juga sekarang makin ganas menagih tarif baru bikinan mereka sendiri. Secara, blom ada aturan resmi dari pemerintah kota soal tarif yg baru. Duh, biyung..anggaran terbesar gw selama sebulan pasti habis hanya untuk sub bag TRansportaSI!

----------------------tambahan cerita--------------------------------

Teman gw, anggep saja Bunga namanya (seperti nama samaran untuk gadis-gadis korban perkosaan aja..halah!), suatu malam menaiki angkot bersama adiknya yang masih berumur 8 tahun. Mereka naek angkot Kalapa-Dago dari Dago Pojok (depan hotel Shangrilla) sampai ke mall terdekat, bi ai pi a.k.a be i pe. Gw ga tau pasti berapa meter jaraknya, karena yg gw tau tarif angkotnya (di Bandung, semakin jauh jaraknya maka tarif angkotnya semakin mahal-dengan tarif minimal org dewasa seribu rupiah). Tarif angkotnya sebelum bbm naek = 1500 rupiah (kata teman gw ituh).

Nah, sesampainya mereka di depan bi ai pi teman gw menyerahkan uang 5rebuan pada supir angkot. Tangan teman gw menengadah di depan muka supir.
"Apa, neng?" tanya si supir galak.
"Kembalian!"jawab teman gw ga kalah galak (lagi pms, maklum).
"Dari Dago kan? Berapa org?'
"Dua, sama anak kecil mang." Tangan teman gw pun berpindah dari muka supir dan menunjuk muka adekknya.
"Ya udah, emang segitu. BBM naek neng,"
"Eh, masa.." Bantahan teman gw terpotong karena sang supir angkot keburu melarikan angkotnya menuju kebon kalapa.

Gila, ya? Tarifnya jadi 2500 per orang dewasa!Sang supir pun hebat, bisa mengira kalau adeknya teman gw tuh udah akil balig sebelum waktunya. Hmmff!

------------tambahan cerita----------------


"Mang, mau motong celana ya!" ujar seorang teman pada tukang reparasi jins di pinggiran jalan dago pojok.
"Bagian mana yg dipotong, neng?" tanya si euMang.
"Ya bagian bawahnya atuh, mang. Kepanjangan 1 senti," jawab seorang teman tsb sambil mengasurkan uang 4 ribu rupiah ke tangan si euMang.
"Neng, masak cuma segini?BBM kan naek neng, masak ngga tau,"
"Tau mang, tau. Makanya sama saya ditambahin serebu, biasanya kan 3 rebu,"
"Engga atuh, neng. Mana ada segini?"
"Nya, atuh sabaraha mang?" (-ya, berapa mang?-)
"Sapuluh."
"Ha? Alah, mending saya jahit sendiri kalo gitu mah." sungut seorang teman sambil me'rampas' jins belelnya dari tangan si euMang dan mulai beringsut pergi.
"Tunggu, neng..tunggu....lima rebu weh lah.." si euMang berteriak panik, takut kehilangan pelanggan.
"Engga ah, saya jahit sendiri juga bisa!" balas seorang teman ngambek.

Eh, mana ada hubungannya jahit ama bbm naek, mang! Jarumnya pake bensin, kitu?


2 comments:

Anonymous said...

jalan kaki,..

deket gitu dari kampus - ciheulang,..
gue 3 thn dari dulu jalan kaki kalo ke ciheulang...

Anonymous said...

Yang bikin lebih gak rela lagi, kenaikan harga angkot tidak diikuti kenaikan kualitas pelayanan.... cuih...
angkotnya berhenti seenak hati..
Dilema dilema...
kendaraan pribadi bikin polusi, bbm jg mahal..
mo naek angkutan umum, ee la kok kualitas jelek, bayar mahal...
bukannya pelit lho... :p