23.6.06

PNS = Koruptor Sejati ??

Gwa baru tersadar bahwa bangsa ini telah teramat picik dengan kemunafikan dan kapitalisme. Tak peduli punya muka atau tidak, yang penting uang ada dalam genggaman.
Tak juga peduli terhadap jabatan, yang penting kaya dengan uang korupsi.
Sama seperti bapak-ibu PNS yang budiman, yang mengeruk uang korupsi tanpa urat malu. Mengambil kesempatan di manapun ia berada,tiap kesempatan pun pasti berbuah uang.
Bapak-ibu yang terus saja serakah, tidak juga puas mengambil uang rakyat. Uang mahasiswa pun diembat juga. Uang pembayaran stand pameran BioExpo bikinan Himpunan Biologi
SITH ITB contohnya, berhasil dibajak juga. Mahasiswa yang baik, rela pergi ke Jakarta..mohon bantuan untuk pameran. Niat baik karena masyarakat masih percaya pada Departemen
Pemerintahan. Mahasiswa pun masih sangat baik merelakan waktunya untuk berkali-kali ditipu birokrasi pemerintahan. Sangat rela waktunya tersita dan sangat rela kuliahnya
kacau. Departemen pemerintahan pun berniat baik, menerima dengan tangan terbuka. Jarang-jarang dimintai tolong sama mahasiswa. Atasan yang bersimpati menerima dengan lapang
dada. Sebuah persetujuan tersepakati. Atasan bersedia membeli stand pameran seharga 3 juta. Persetujuan kemudian diperkuat dengan pembuatan perjanjian oleh bawahan. Bawahan PNS yang
baik hanya menerima perintah dari atasan. Tapi saat perjanjian hitam di atas putih dibuat, mengapa harga stand berubah dari 3 menjadi 22 juta? Uang 22 juta diatasnamakan acara mahasiswa.
Korupsi 19 juta yang sangat keterlaluan. Alasan bawahan PNS sih, untuk biaya transportasi dan akomodasi ke Bandung. Sebesar itukah biaya akomodasi dan transportasi di Bandung?
Ataukah uang itu digunakan untuk plesir karyawan sekeluarga??

Mahasiswa yang baik menolak mentah-mentah perjanjian ini. Tapi bawahan PNS terus mendesak tanpa menyerah. Bujukan dan rayuan digunakan untuk menggolkan proyekan besar ini. Ancaman
pun dilontarkan dengan kata kunci "pajak" bagi pameran. Mahasiswa yang baik pun tersudut dan mencoba menggantungkan harapan pada pejabat kampus. Bawahan PNS pun dibawa pada Kepala WRM Akademik
ITB. Sayang, beliau tidak sedang berada di tempat sehingga dilimpahkan pada orang kepercayaannya. Orang terpercaya dengan inisial J ini menerima kasus dengan berlagak bijak. Saat kasus dibeberkan,
tak disangka Mr.J berbisik-bisik sendiri dengan bawahan PNS. Usai berbisik-bisik, Mr.J berkata "Biar saya saja yang menangani masalah ini." Dan, ia mengatakan kasus selesai. Uang 3 juta diberikan
pada mahasiswa yang baik. Nah, yang menjadi pertanyaan adalah : berapa bagian yang diperoleh Mr.J untuk 'menyelesaikan' kasus ini ?

Kuis: Coba jawab pertanyaan ini! Jawaban yang benar akan mendapat hadiah seru dari Ireng.
BAWAHAN PNS BERASAL DARI DEPERTEMEN PEMERINTAHAN YANG MANA????

8 comments:

upi said...

ditanya:
BAWAHAN PNS BERASAL DARI DEPERTEMEN PEMERINTAHAN YANG MANA????

jawab:
departemen pertanian ya? kan biologi kan erat hubungannya ma pertanian..

Anonymous said...

ma departemen store kali :D, add gw donk yak

Anonymous said...

ah, departemen mana? untuk kasus anda, saya tak bisa jawab. tapi untuk kasus umum, maupun kakus umum, saya juga nggak bisa jawab, karena semua departemen -- termasuk depag -- juga terjangkit penyakit markup dan catut-mencatut. menyedihkan.

Anonymous said...

departemen perindustrian yg minta markup dengan kuitansi kosong...

terus bapak J, pegawai rektorat ITB...(bukan SITH) yang mau ngasih kuitansi kosong itu (kuitansi markup). mahasiswanya sih kagak sudi..

hadiahnya apaa? ;)

ireng said...

departemen pertanian mungkin korup pupuk, departemen agama disinyalir korup buku..bukan sebuah stand pameran.
departemen perindustrian??hmmh..sebenarnya kurang
tepat..karena yg betul deperindag [ada
perdagangannyah-red] heuheu..
pengennya gw kasih voucher makan, tapi musti kasih ke sapa..kan anonymous.heuheu..sebutkan nama lo dulu baru gw traktir.bisikkan saja, sayang!

Budi Rahardjo said...

he he he ...
lain kali harus lebih bijak dalam memformulasikan postingan, supaya tidak banyak orang yang kebakaran jenggot okay?
hi hi hi
saya belajar ini, the hard way. just like yourself, dihajar di blog. hi hi hi.

sawung said...

Wah ada yang kebakaran jenggot nih. Kalo ada yang kebakar berarti mendekati benar nih. Siapa yang kebakar jenggotnya pak? hihihi

Anonymous said...

Itulah susahnya kalo belajar matematikanya dulu cuma penjumlahan, perkalian dan pangkat. Jadinya cuma hapal rumus : LABA..., LABA..., LABA... saja. Maunya untung terus.
Tapi bagus juga diteruskan langsung ke yang bersangkutan.
Masalah ada yang kebakaran jenggot: kayaknya enggak ada tuch. Mereka kan sudah belajar bekerja dengan RAPI dalam segala hal termasuk jenggotnya.
Kalo gak percaya, adakan polling di instansi pemerintah. Ditanggung hasilnya akan "BERSIH dan RAPI".

Lanjutkan langkahnya bro...