25.9.06

Inspiring Books!

Believe it or not, buat guwah buku yang paling menginspirasi hidup guwah adalah dua buku berikut :
1) Princess Diaries, Meg Cabot, GPU
hmm..guwah sedikit malu mengakuinya. guwah udah suka banget ama buku 'anak sma' ini sejak puber. beberapa orang teman bilang ini buku yang rada 'cetek', tapi guwah ga peduli karena baru 'rada' hehe. menurut guwah, buku ini memberi perspektif berbeda tentang cewek. bagaimana Ms.Cabot berpendapat begitu bebas and 'sangat pop' mengenai cewek-cewek populer di sekolah. pendapatnya soal cheerleader girls membuat guwah menyadari keberadaan mereka di antara kita, penduduk RI. gadis-gadis pemandu sorak itu seperti gadis-gadis OSIS di kampung halamanku atau seperti gadis-gadis model di kota metro. gadis-gadis dengan stereotipe sama, penampilan dan kecantikan merupakan hal yang paling penting, dan menggaet cowok beken=prestise. pandangan ini rupanya ada juga dalam negara kita, terutama menjangkiti cewek-cewek urban [bhs indie bgt!].pandangan ini sangat bertolak belakang dengan Mia Themopolis dan Moscovits bersaudara yang lebih peduli pada isu-isu lingkungan dan sosial. Yah, seperti es kutub yang mencair,pemakaian bulu pada mantel modis, atau ganggang beracun yang bisa merusak ekosistem (dalam Princess on Training) dan sebagainya.

gw juga harus mengakui bahwa buku inilah yang berhasil 'merayu' gw untuk menjadi vegetarian. yah..buku ini dan buku All American Girl. masalahnya, buku jenis ini sekarang dikategorikan sebagai "teenlit", padahal isinya jelas berbeda dengan buku sejenis yang lainnya. buku "teenlit" umumnya mengupas percintaan remaja semata, cinta monyet yang dipaksakan menjadi cinta yang kekal abadi sampai tokohnya kadang rela mati. buku ini lebih memberikan wacana baru (setidaknya buat guwah, yang esema) biar anak nongkrong gak cuma bisa dengerin musik dan konsumtif, tapi juga sanggup peduli sesama.

2) Larung, Ayu Utami
guwah membaca buku ini juga saat esema. bukunya gw pinjem dari seorang sahabat. buku ini menginspirasi cara menulis gw saat itu. buku ini juga memberikan perspektif baru soal 'bicara seks dalam tulisan'. kadang tulisan mengenai seks terasa vulgar untuk dibaca, tapi ayu utami membuatnya berbeda. bicara seks serasa bicara kata-kata lain, tanpa konotasi negatif. buku ini juga membuat gw paham bahwa saat menulis prosa bukanlah masalah isi saja yang harus diperhatikan, tapi juga fakta yang dapat memperkaya makna tulisan itu bagi pembaca.

eh, tapi beberapa tahun ini guwah juga menemukan inspiring buku lainnya, yaitu :
1) Cala Ibi dan Laluba, Nukila Amal
2) Unreality Show dan Indiana Chronicles-nya Clara Ng
Yang 1) menunjukkan betapa berharganya emosi tulisan dalam bahasa tulisan metafora. Nukila Amal sepertinya sangat menikmati bahasa metafora dalam tulisannya. Ia menunjukkan sesuatu yang tersirat bukan tersurat. Seperti membaca puisi dalam prosa. Makna ceritanya pun terselubung dan hanya membuat pembaca menikmati keindahan tutur dan alurnya. Tidak imaji, buat gw, tapi berusaha jujur dalam keunikannya!
Bahasa iklan guwah buat buku-bukunya:
Nukila shows that u just need to feel the story not to understand it! Lepaskan logikamu dan nikmati petualangan liarmu bersama kejujuran hati.

Yang no.2) menunjukkan kejujuran tulisan terhadap realita sosial modern. tapi Clara membuat realita itu hidup tanpa dinilai benar atau salahnya. gaya penulisannya pun gw suka. buku-bukunya menginspirasi gw untuk terus menjadi perempuan independen, yang tidak ingin diremehkan ataupun diistimewakan. sejelek-jeleknya penampilan perempuan atau seburuk-buruknya nasib perempuan, perempuan tetap cantik dan mampu menentukan jalannya sendiri.

No comments: